Duta Peduli Autis di Sekolah Santo Leo II dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia
Kelas : LA04
Dosen/Kode Dosen : Drs. Ketut Budiasa, M.Fil.H./D2849
Waktu : Selasa, 10 November 2015
Pukul : 10.35 - 11.15 WIB
Lokasi : SMP Santo Leo II
Jumlah Peserta : 26 Orang
Hadir :
Ketua : Felix Setiawan - 1801384735
Ketua : Felix Setiawan - 1801384735
Anggota :
1. Amoni Elsadai - 1801432116
2. Michael Setiawan - 1801376632
3. Joshua Ardyatama - 1801393576
Anggota yang tidak hadir :
1. Kevin Ress - 1801387680
Kiri ke kanan : Amoni Elsadai, Felix Setiawan (Tengah atas), Joshua Ardyatama (Tengah bawah), Michael Setiawan |
Pelaksanaan Kegiatan
Dalam
salah satu pertemuan mata kuliah Character Building : Agama, kita semua
belajar bahwa setiap Agama itu mengajarkan bahwa kita harus mengasihi
sesama manusia seperti halnya kita mengasihi diri kita sendiri tidak
peduli bahwa orang itu sempurna atau tidak. Karena tidak ada yang
sempurna selain Tuhan. Salah satunya adalah anak autis, mereka
tidak memilih untuk lahir seperti itu. Itu sebabnya kita harus
menghargai dan mengasihi mereka juga. Untuk tujuan itulah sosialisasi
ini dilakukan dalam rangka meningkatkan Autism Awareness.
Kegiatan
pengajaran kedua ini kami awali dengan berkumpul di depan admisi kampus
Anggrek seperti hari kemarin, kemudian kami berangkat bersama ke SMP
Santo Leo II. Setelah bertemu dengan Ibu Christine dan Ibu Heni, kami pun mulai pengajaran dengan didampingi Ibu Heni seperti kemarin.
Dalam sosialisasi ini kami juga menggunakan metode classroom seperti pengajaran sebelumnya. Menurut saya hal positif dari metode tersebut
adalah para presenter tidak perlu gugup karena sama halnya seperti
bicara di depan kelas sendiri, kemudian peserta juga bisa lebih mudah
dikontrol karena jumlahnya yang lebih sedikit dibanding di ruang terbuka
atau aula. Kemudian hal yang masih kurang baik adalah walaupun jumlah siswa sedikit, tetap ada anak yang berada di blind spot presenter sehingga anak tersebut bisa ngobrol atau tidak memperhatikan.
Menurut survey yang kami lakukan pada para siswa yang ikut, beberapa mengatakan kinerja yang kami lakukan sudah bagus. Beberapa ada yang mengatakan bahwa kinerja kami masih harus ditingkatkan dan ada
siswa yang memberikan masukan pada kami mengenai apa saja yang harus
kami perbaiki.
Survey
Survey Eksternal
: Berdasarkan survey ekseternal yang kami berikan pada para peserta,
sebagian mengatakan bahwa presentasi yang kami bawakan sudah baik.
Kemudian yang harus diperbaiki menurut beberapa siswa adalah
persiapan kami kurang matang, penjelasannya kurang banyak, dan kami masih agak gugup saat presentasi. Kesimpulan pengajaran kali
ini adalah kami harus meningkatkan banyak hal untuk presentasi kami selanjutnya.
Salah satu respon dari survey yang kami berikan |
Survey Internal : Dalam pengajaran kali ini, yang menurut saya bisa jadi contoh adalah Amoni Elsadai. Hal ini karena dia datang tepat waktu dan walaupun masih belum 100% menguasai bahan presentasi masih memiliki inisiatif untuk menjelaskan. Kemudian yang harus lebih semangat masih Michael Setiawan, karena dia masih belum memiliki inisiatif yang tinggi dan sebagian besar dalam pengajaran kali ini dia hanya diam di belakang.
Penutup
Sebelum
kami memberikan penjelasan, banyak siswa yang sudah pernah bertemu dengan anak autis sebelumnya dan mereka semua tidak menjauhi anak-anak tersebut. Tidak mengejutkan bahwa mereka cepat paham saat kami memberikan penjelasan kali ini.
Kemudian dalam pengajaran kali ini kami berhasil membuat seorang siswa tertarik untuk menjadi Duta Autisme, berikut adalah informasinya:
Nama Lengkap : Michael Nathan
Kelas : IX C
Sekolah : SMP Santo Leo II
No. Telepon : 0812-90463035
Email : michael.nathan2001@gmail.com
Kemudian dalam pengajaran kali ini kami berhasil membuat seorang siswa tertarik untuk menjadi Duta Autisme, berikut adalah informasinya:
Nama Lengkap : Michael Nathan
Kelas : IX C
Sekolah : SMP Santo Leo II
No. Telepon : 0812-90463035
Email : michael.nathan2001@gmail.com
Kesimpulan yang kami dapatkan adalah bahwa kita tidak boleh menjauhi
dan bahkan menghina anak autis. Hal itu karena anak autis juga manusia
seperti kita, mereka tidak minta untuk dilahirkan seperti itu. Oleh
karena itu kita harus memberikan dukungan penuh terhadap anak autis yang
kita temui.
Yang akan kami lakukan di pengajaran berikutnya adalah lebih mematangkan persiapan kami dan lebih memperlancar penjelasan kami agar tidak gugup. Kemudian kami juga akan memberikan lebih banyak penjelasan jika kami bisa.
No comments:
Post a Comment