Monday, November 9, 2015

Sosialisasi Autisme 1 di SMP Santo Leo II

Duta Peduli Autis di Sekolah Santo Leo II dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama Teach For Indonesia

Kelas : LA04
Waktu : Senin, 9 November 2015
Pukul : 9.55 - 10.35 WIB
Lokasi : SMP Santo Leo II
Jumlah Peserta : 26 Orang
Hadir :
Ketua :
Felix Setiawan - 1801384735
Anggota :
1. Amoni Elsadai - 1801432116
2. Michael Setiawan - 1801376632
3. Joshua Ardyatama - 1801393576
Anggota yang tidak hadir :
1. Kevin Ress - 1801387680
Kiri ke kanan : Michael Setiawan, Joshua Ardyatama (Tengah bawah), Felix Setiawan (Tengah atas), Amoni Elsadai

Pelaksanaan Kegiatan
     Dalam salah satu pertemuan mata kuliah Character Building : Agama, kita semua belajar bahwa setiap Agama itu mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama manusia seperti halnya kita mengasihi diri kita sendiri tidak peduli bahwa orang itu sempurna atau tidak. Karena tidak ada yang sempurna selain Tuhan. Salah satunya adalah anak autis, mereka tidak memilih untuk lahir seperti itu. Itu sebabnya kita harus menghargai dan mengasihi mereka juga. Untuk tujuan itulah sosialisasi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan Autism Awareness.
     Seminggu sebelum kegiatan ini dilaksanakan, saya sendiri pergi untuk meminta ijin kepada kepala sekolah SMP Santo Leo II, Ibu Christine, karena rumah saya yang paling dekat. Kemudian setelah diijinkan, saya dan guru BP SMP Santo Leo II, Bu Heni, membicarakan hari yang tepat untuk kegiatan. Dari situlah ditentukan kapan kami akan bersosialisasi. Kemudian pada hari yang bersangkutan kami berkumpul bersama di depan admisi kampus Anggrek untuk jalan bersama ke lokasi. Pembuatan bahan dan pembagian tugas sudah dilakukan sejak lama. Pembelajaran yang kami berikan menyangkut hal-hal yang sudah dijelaskan MPATI pada pertemuan pertama kuliah CB.
     Dalam sosialisasi ini kami menggunakan metode classroom, dimana kami masuk kedalam salah satu kelas dan memberikan penjelasan disana. Menurut saya hal positif dari metode tersebut adalah para presenter tidak perlu gugup karena sama halnya seperti bicara di depan kelas sendiri, kemudian peserta juga bisa lebih mudah dikontrol karena jumlahnya yang lebih sedikit dibanding di ruang terbuka atau aula. Kemudian hal yang masih kurang baik adalah walaupun jumlah siswa sedikit, tetap ada anak yang berada di blind spot presenter sehingga anak tersebut bisa ngobrol atau tidak memperhatikan.
     Menurut survey yang kami lakukan pada para siswa yang ikut, sebagian besar mengatakan kinerja yang kami lakukan sudah bagus. Kemudian ada siswa yang memberikan masukan pada kami mengenai apa saja yang harus kami perbaiki.

Survey
     Survey Eksternal : Berdasarkan survey ekseternal yang kami berikan pada para peserta, sebagian besar mengatakan bahwa presentasi yang kami bawakan sudah baik. Kemudian yang harus diperbaiki menurut salah satu siswa adalah penjelasan yang kami lakukan terlalu cepat. Kesimpulan pengajaran kali ini adalah kami harus lebih memperlambat penjelasan kami agar semua siswa lebih mengerti.
Salah satu jawaban siswa terhadap survey eksternal kami
      Survey Internal : Dalam pengajaran kali ini, yang menurut saya bisa jadi contoh adalah Joshua Ardyatama. Hal ini karena dia datang tepat waktu dan memiliki inisiatif yang baik dalam membantu penjelasan. Kemudian yang masih harus lebih semangat adalah Michael Setiawan, karena dia masih belom memiliki inisiatif yang tinggi dan sebagian besar dalam pengajaran kali ini dia hanya diam di belakang.
Penutup
      Sebelum kami memberikan penjelasan, sebagian besar siswa sudah cukup paham mengenai autisme namun masih belum mengerti cara mendeteksi dan pengobatannya. Setelah kami memberikan penjelasan, mereka pun sudah lebih mengerti dan bahkan banyak yang tertarik untuk bertanya lebih lanjut. Sayangnya dalam pengajaran kali ini kami tidak berhasil membuat siswa tertarik untuk menjadi Duta Autisme.
     Kesimpulan yang kami dapatkan adalah bahwa kita tidak boleh menjauhi dan bahkan menghina anak autis. Hal itu karena anak autis juga manusia seperti kita, mereka tidak minta untuk dilahirkan seperti itu. Oleh karena itu kita harus memberikan dukungan penuh terhadap anak autis yang kita temui.
      Yang akan kami lakukan di pengajaran berikutnya adalah memperlambat penjelasan kami agar semua siswa lebih mengerti mengenai topik yang kami bawakan.
      Dalam pengajaran kali ini, jumlah peserta yang ikut adalah 25 siswa dan 1 guru BP sebagai pendamping kami dan para murid.

Form Evaluasi
 
Foto-foto Kegiatan
 

No comments:

Post a Comment